Selasa, 15 Maret 2011

CMI

A. PENDAHULUAN
1. Pengantar
Manusia adalah makhluk individu yang memiliki keunikan-keunikan. Dengan keunikan ini terjadi perbedaan antara individu satu dengan individu lainnya. Dari perbedaan ini pula yang menyebabkan terjadinya perbedaan status seseorang di masyarakat. Namun di balik keindividuannya manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Sosial dalam arti bahwa manusia sebagai individu tidak dapat dipisahkan dengan indiidu yang lain dalam masyarakat. Manusia saling membantu sesamanya. Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya terjadi hubungan antara individu satu dengan individu lainnya. Hubungan ini terjadi karena manusia tersebut memiliki keinginan untuk melengkapinya. Tentunya jalan yang dipakai adalah dengan saling bertukar informasi, yang dalam bahasa lainnya adalah berkomunikasi. Komuniksi adalah proses penyampaian suatu pesan dari sesseorang kepada orang lain, dengan maksud untuk memberi tahu, mengubah sikap, perilaku/pendapat, baik secara langsung maupun tidak langsung melaui media.
Pada hakekatnya CMI adalah suatu proses komunikasi, untuk itu sebelum mendalami CMI para peserta KDS harus mengetahui lebih dulu apa itu komunikasi. Seperti halnya komunikasi, terjadinya CMI juga mempunyai syarat sebagai beriut:


a. Ada penyampai pesan/komunikator
b. Ada penerima/audience/komunikan
c. Ada pesan yang disampaikan
d. Efek yang ditimbulkan
e. Media (jika diperlukan)
Komunikasi dikatakan berhasil bila pesan yang disampaikan diterima oleh komunikan sesuai dengan maksud komunikator.
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan disampaikannya naskah ini adalah untuk memberi petunjuk kepada para anggota Resimen Mahasiswa tentang cara memberi instruksi/CMI dan dapat dipraktekkan di kesatua masing-masing.
3. Ruang Lingkup
Pedoman Dasar Instruksia.
a. Pendahuluan
b. Peranan Media dalam CMI
c. Metode CMI
d. Syarat-syarat menjadi Instruktur
e. Penutup
4. Pengertian
Cara memberi instruksi/CMI adalah suatu cara tentang bagaimana seseorang dalam memberikan pesan atau informasi kepada orang lain sehingga orang tersebut dapat mengerti apa yang dimaksudkan.
B. PEDOMAN DASAR INSTRUKSI
Agar dalam interaksi dapat mencapai sasaran, maka ada beberapa pedoman yang dapat digunakan sebagai pedoman dasar instruksi, antara lain:
1. Dimulai dengan menggali bahan appersepsi (pedoman yang telah dimiliki oleh siswa)
2. Gunanya untuk menarik perhatian dan minat siswa.
3. Membangkitkan motivasi belajar siswa.
4. Membangkitkan aktivitas siswa.
5. Memperhatikan perbedaan perorangan.
6. Pakailah bahasa yang sederhana, dalam arti sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa.
7. Sehingga apa yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.
8. Memperhatikan indera siswa.
9. Menggunakan media atau alat peraga untuk memudahkan bagi siswa menangkap pelajaran.
10. Memberi kesempatan bertanya.
11. Mengadakan evaluasi.
C. METODE/CARA MEMBERI INSTRUKSI
1. Pengertian
Metode adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam hubugannya dengan CMI adalah cara yang digunakan instruktur dalam menyampaikan pesan. Dengan metode ini diharapkan dapat memperjelas audience dalam menerima pesan yang disampaikan oleh instruktur.
2. Metode-metode Cara Memberi Instruktur
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menunjang CMI. Metode tersebut adalah:
a. Metode Ceramah
1) Metode ceramah adalah suatu uraian lisan yang bersifat instruktif, dimana audience atau penerima bersifat pasif. Dengan demikian dalam menggunakan metode ini informan harus aktif dan untuk mencapai tujuan seorang informan dituntut pandai bicara.
2) Metode ini digunakan bilamana jumlah audience banyak atau referensi terbatas.
3) Keuntungan penggunaan metode ini informan dapat menyampaikan informasi kepada audience yang berjumlah banyak dalam waktu yang bersamaan.
4) Kelemahan metode ini informan tidak mengetahui apakah pesan atau informasi yang disampaikan telah diterima audience seperti yang diharapkan.
b. Metode Diskusi
1) Metode Diskusi adalah suatu bentuk penyajian dimana audience disuruh membicarakan secara bersama-sama dengan menyimpulkan hasil pembicaraan tersebut.
2) Fungsi informan dalam metode ini adalah sebagai pengantar, pengarah, pengatur pembicaraan serta membantu merumuskan.
3) Dengan menggunakan metode ini diharapkan audience dapat mengeluarkan pendapat tentang hal yang dibicarakan sehingga informan dapat mengetahui apakah audience sudah mengerti atau belum.
c. Metode Seminar
1) Pada metode ini ditampilkan beberapa pembicara atau pemrasaran serta penyanggahnya.
2) Metode inipun mempunyai kelemahan karena audience yang pasif belum dapat dianggap bahwa dia sudah mengerti akan apa yang diharapkan.
d. Metode Demontrasi
1) Metode Demontrasi adalah metode dimana informan memberikan cntoh, mengerjakan contoh atau mempertunjukkan suatu proses kepada audience.
2) Keuntungan penggunaan metode ini memperjelas penjelasan informan atau instruktur, serta memberikan gambaran sejelasnya. Selain itu juga lebih menegaskan.
e. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab hampir sama dengan metode ceramah, bedaya dalam penyampaiannya. Informan bertanya lebih dahulu tentang apa yang disampaikan, baru kemudian menjelaskan secara jelas dan terpernci.
f. Metode Driil
Biasanya metode ini digunakan oleh instruktur di lapangan. Metode ini tepat digunakan dalam menyampaikan meteri yang lebih menekankan pada aspek psikomotor/ketrampilan audience, misalnya digunakan dalam latihan-latihan PBB.
g. Metode Campuran
Merupakan kombinasi dari metode-metode yang telah ada. Dengan memperhatikan kelemahan dan kelebihan masing-masing metode.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode:
1) Tujuan instruksional khusus
2) Kondisi Peserta didik
3) Waktu
4) Bahan ajaran
5) Alat instruksi
6) Suasana
D. PERANAN MEDIA DALAM CMI
1. Pengertian Media
Secara etimologi “Media” berarti “alat perantara”. Menurut Mc. Luhan hakekat media dapat memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk mengindera sesuatu (dengar, lihat, cium dan sebagainya). Media juga berarti suatu alat atau saluran untuk menyampaikan pesan atau “MASSAGE” sehingga dengan demikian media dapat mempermudah proses komunikasi. Dengan kata lain media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima. Sehingga dalam komunikasi akan lebih efektif karena pikiran, perasaan, perhatian dan minat audience akan lebih terangsang dengan adanya media.
2. Macam-macam Media
Menurut BRETH (1971) mengelompokkan media dalam 7 macam:
a. Media “Audio-Motion-Visual”, merupakan media paling lengkap dalam arti penggunaan segala kemampuan audio dan visual. Misalnya: TV, Sound Film, Vedio Tape, dan lain-lain.
b. Media “Audio-Still-Visual”, merupakan media yang cukup lengkap, hanya mempunyai kelemahan tidak mampu menampilkan “motion” atau gerak. Misalnya sound-film-strip, rekaman still-TV.
c. Media “audio semi motion”, mampu menampilkan titik-titik, hanya saja tidak mampu mnstransmit secara utuh untuk motion yang nyata. Misalnya: Telewriting-recorderd-telewriting.
d. Media “motion-visual”, berkemampuan seperti media a, hanya tidak mampu mengeluarkan audia (suara). Misalnya: silent film (film bisu).
e. Media “still visual”, mampu menyampaikan informasi secara visual tetapi tidak bisa menampilkan motion. Misalnya: halaman cetak, film strip, gambar, micro film, video-film.
f. Media “audio”, semata-mata menggunakan suara. Misalnya: radio, telephone, audio tape, dan sebagainya
g. Media cetak, media ini hanya mampu menanpilkan informasi berupa alphnumeric dan simbul tertentu aja. Misalnya teletype, punched paper tape, dan sebagainya. Kehadiran media merupakan akibat logis dari adanya sistem dan strategi pengajaran yang ada dalam dunia pendidikan dalam meunjang tercapainya tujuan pendidikan. Dalam hubungannya dengan CMI media akan membantu tercapainya harapan informan terhadap apa yang diharapkan.
3. Peranan Media dalam CMI
Secara eksplisit peraan media dalam CMI baik dari segi motivasi dari segi persepsi penerima “audience” sagat positif. Ada beberapa manfaat atau peranan atau nilai media dalam proses penyampaian informasi (CMI), yaitu:
a. Meletakkan dasar-dasar berfikir secara konkrit, karena dengan menggunakan media akan terhindar terjadinya “verbalisme”.
b. Mengatasi keterbatasan waktu yang tepat
c. Dapat memperbesar perhatian audience atau penerima.
d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkn rasa ingin tahu.
e. Menimbulkan pemikiran yang teratur dan kontinyo, terutama dalam gambar hidup.
f. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan kemampuan yang berbahasa
g. Memberi pengalaman-pengalamannya yang tidak diperoleh dengan cara lain serta membantu perkembangan yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak.
Karena itulah media bukan lagi menjadi pelengkap dalam setiap proses terjadinya komuniksi instruksi, tetapi sudah menjadi kebutuhan pokok bagi para instruktur. Oleh karena itu penggunaan media dalam setiap instruksi sangatlah dianjurkan untuk mempertinggi kualitas instruksi itu. Pemanfaatan media yang lain, karena media sangat membantu untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul karena latar belakang pengalaman dan bahasa serta pengalaman yang keliru. Karena itu media mempunyai kelebihan dan kemampuan teknis, maupun mampu menyajikan suatu peristiwa secara terpadu dan menyajikan suatu konsep instruksi yang utuh.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kegunaan media adalah sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses CMI. Dengan penggunaan media ini akan dihindari kemungkinan-kemungkinan terjadinya distorsi terhadap informasi-informasi atau pesan yang disampaikan informan secara benar kepada audience atau penerima.
E. SYARAT-SYARAT MENJADI INSTRUKTUR
1. Umum
Keberhasilan suatu instruksi ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain meliputi metode, media, macam instruksi, penerima instruksi dan istrukturnya sendiri. Dari beberapa faktor tersebut instruktur yang mempunyai peranan terpenting dalam keberhasilan suatu instruksi diperlukan instruktur yang memnuhi persyaratan-persyaratan.
2. Syarat-syarat Instruktur
Adapun syarat-syarat instruktur adalah sebagai berikut :
a. Menguasai materi yang akan disampaikan.
Penguasaan materi adalah suatu hal pokok yang harus dimiliki instruktur. Bagaimana seorang instruktur akan dapat menyampaikan pesan-pesannya, sementara ia sendiri tidak tahu materi yang akan diberika. Dalam menjelaskan materi ia akan mengalami banyak kesulitan di hadapan audience. Belum lagi jika ia harus menjawab pertanyaan yang diajukan audience.
b. Mempunyai kemampuan memilih metode.
Banyak sekali metode dalam CMI. Sementara tidak mungkin instruktur akan menggunakan metode itu semuanya. Banyak faktor yang mempengaruhi instruktur dalam memilih metode, yaitu :
1) Audience
2) Tujuan pengajaran
3) Situasi
4) Fasilitas
5) Instruktur
Perpaduan faktor-faktor itulah yang menjadi pertimbangan utama untuk menentukan metode mana yang paling baik digunakan. Yang pada akhirnya akan megoptimalkan hasil instruksi.
c. Mempunyai kemampuan memilih media
Seperti metode, media juga banyak macamnya, dalam memilih media memerlukan suatu pertinbangan tertentu yaitu dapat memnuhi kebutuhan dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Lebih dari itu media diharapkan enar-benar dapat mengefektifkan instruksi. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk pemilihan media, yaitu:
1) Tujuan pengajaran
2) Karakteristik siswa
3) Materi pelajaran
4) Metode mengajar
5) Dana/biaya yang tersedia
6) Kemungkinan efektivitas program pengajaran
d. Mempunyai kecakapan mengevaluasi
Evaluasi mempunyai 2 tujuan, yaitu :
1) Untuk mengetahui sejauh mana audience menguasai materi.
2) Untuk mengetahui apakah ada kelemahan pada rencana dan pelaksanaan pelajaran yang dibuat.
Ada beberapa prinsip evaluasi yang harus diperhatikan oleh instruksut, yaitu :
a) Evaluasi hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dicapai, materi penilaian, alat penilaian dan interprestasi hasil penilaian. Sebagai patokan dalam merancang penilaian adalah tujuan kurikulum dan tujuan instruksional.
b) Evaluasi harus menggerakkan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif.
c) Evaluasi tidak perlu dibatasi hanya pada test akhir suatu topik materi, melainkan dapat selama pelajaran itu berlangsung. Bentuknya pun tidak harus tertulis, bisa saja lisan ataupun praktek, artinya abilitas yang dinilai tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.
d) Evaluasi hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.
e. Berbadan dan bermental sehat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan instruksi
1) Tempat memberikan instruksi
Tempat juga mempengaruhi akan keberhasilan pemberian instruksi. Tempat ini dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Di dalam ruangan :
Yang perlu diperhatikan adalah :
(1) Lingkungan harus terang
(2) Di luar lingkungan diusahakan agar tidak ada hal-hal yang sekiranya lebih menarik dari apa yang diinstruksikan.
(3) Keadaan ruangan harus diperhatikan tentang pertukaran udara bilamana diperlukan waktu yang cukup lama.
(4) Cara memandang atau memperhatikan audience harus diperhatikan :
(a) Dalam memberikan instruksi, instruktur jangan membelakangi audience. Bila terjadi seorang instruktur membelakangi yang diberi instruksi, maka ada kemungkinan yang diberi instruksi mengejek, atau berbicara dengan teman sebelahnya.
(b) Pandangan instruktur hendaknya meluas, sehingga dapat mengawasi mereka yang ada di dalam ruangan. Untuk mengatasi hal ini pandangan hendaknya disebar ke atas kepala mereka. Bila yang diberi instruksi hanya satu atau dua orang saja jangan mencoba beradu pandang (melihat matanya), karena bila sorot matanya lebih kuat dariapda sinar mata instruktur, akan mengurangi kewibawaan. Untuk mengatasi hal ini pandanglah titik di tengah antara kedua mata.
(c) Instruktur jangan memandang dari belakang.
b) Di luar ruangan
Pemberian instruksi di luar ruangan haruslah diperhatikan tentang jumlah yang akan diberi instruksi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
(1) Jarak antara instruktur dengan yang diberi instruksi jangan terlalu dekat atau terlalu jauh.
(2) Jauhkan dari keramaian sekitarnya yang akan merampas perhatiannya.
(3) Usahakan yang diberi instruksi agar tidak menentang sinar matahari.
(4) Perlu diperhatikan tentang suara instruktur, hendaknya dapat didengar oleh yang diberi instruksi. Suara jangan terlalu keras atau lemah.
2) Suara
a) Jelas dan lantang
b) Perhatikan tekanan suara pada perkataan-perkataan penting
c) Menarik
d) Patah-patah
3) Penampilan
Penampilan seorang instruktur juga mempengaruhi keberhasilan.
a) Lengkap tidaknya seragam
b) Tidak mengganggu bila dipakai, tidak berbau karena sudah dipakai beberapa hari sebelumnya
c) Rapi dan lain sebagainya
4) Waktu
Waktu memberikan instruksi juga mempengaruhi keberhasilan penyampaian instruksi. Dalam hal ini instruktur harus menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
a) Panjang pendeknya waktu yang tersedia dikaitkan dengan kualitas materi.
b) Pemberian instruksi dengan materi banyak dan waktu yang panjang harus diberi selingan humor, agar yang diberi instruksi tidak tegang atau suasana tidak tegang terus, sehingga akan tercipta suasana yang menarik.
c) Instruktur juga harus menyediakan waktu untuk membuka dan menutup materi yang disampaikan.
5) Aspek psikologi siswa
Instruktur hendaknya dapat menciptakan suasana yang kondusif, mengingat keseragaman karakter audience, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima.

F. PENUTUP
Demikian sekilas uraian tentang Cara Memberikan Instruksi. Keberhasilan suatu instruksi pada dasarnya ditentukan oleh kemampuan instruktur dalam memilih metode, media yang disesuaikan dengan macam atau banyaknya instruksi itu diberikan.
Dari uraian di atas jelas bahwa instruktur memegang peranan penting dalam keberhasilan instruksi. Karena penyampaian materi singkat ini paling tidak dapat memberikan gambaran kepada pembaca tentang Cara Memberikan Instruks